Judul Buku : Ulama-ulama Oposan

Pengarang : Subhan SD
Penerbit : Pustaka Hidayah
Halaman : 198

“Anis Matta dalam bukunya yang berjudul “Mencari Pahlawan Indonesia”‘ulama” telah mengalami kekaburan makna, sehingga muncullah istilsh-istilsh baru, seperti ulama panggung, ulama plus, ulama karbitan dan lain-lain. Diakui tau tidak, sebenarnya lahirnya istilah-istilah tersebut menandakan hilangnya nuansa sakral sabda Nabi Saw yang menyatakan ‘‘Ulama adalah peawaris para Nabi”. Mengatakan bahwa ia menulis hal itu karena khawatir akan langkanya para pahlawan, lebih jauh dari itu ia mengkhawatirkan bahwa kelangkaan tersebut adalah isyarat akan hancurnya suatu bangsa. Mungkin tak jauh beda dengan apa yang dirasakan Subhan SD, ia meresakan dan menyadari bahwa dalam kondisi sosial politik dewasa ini, ulama tidak lagi menjadi sosok yang disegani, seiring dengan memudarnya pesona mereka. Kini istilah ulama sudah berkurang gregetnya. bahkan menurut KH. A Musthafa Bisri, kata ‘Kini ulama sudah tidak lagi menjadi panutan umat, bahkan sebagian mereka menjadi termarginalkan. Hal itu diakarenakan sikap mereka yang cenderung apatis terhadap lingkungan sosial politik, akomodatif dan bahkan kooperatif terhadap rezim penguasa yang korup. Realita semacam ini, disadari atau tidak, sebenarnya hanya akan menambah kuantitas ulama dunia dan menjadikan kelangkaan -kalau tidak mau mengatakan kepunahan- ulama akhirat. Sebagaiman yang diutarakan oleh al-Ghozali tentang dua tipikal ulama tersebut. Ulama seharusnya menjadi penerang dan penyejuk bagi umat, apalagi ketika ekonomi dan politik tengah berada dalam kondisi yang carut marut tak karuan. Tapi kini sosok ulama semacam itu menjadi model manusia yang sangat langka. Maka wajar dan logis di tengah-tengah langkanya ulama akhirat penulis bahkan saya pribadi atau tak mustahil setiap kita merindukan kehadiran sosok ulama tersebut.

Untuk mengobati rasa rindu tersebut, buku ini mencoba menyajikan empat sosok ulama panutan, yaitu : Syaikh Haji Rasul (Ayah dari Prof. Dr. HAMKA), Ustadz Ahmad Hassan (Tokoh PERSIS), KH. Zainal Musthafa (Pendiri Pondok Pesantren Sukamanah – Tempat saya sekarang Menimba Ilmu- Tasikmalaya), dan KH. Isa Anshari ( Tokoh MASYUMI). Dalam buku ini penulis mengeksplorasi tokoh tersebut lengkap dengan kondisi soasial politik yang mereka hadapi. Meskipun mereka berbeda dalam lingkungan kultural akan tetapi mereka mempunyai kesamaan yakni oposan terhadap tirani dan rezim penguasa yang zhalim. Mungkin karena itulah, buku ini diberi judul “Ulama-ulama Oposan”. Buku ini diharapkan mampu mengobati rasa dahaga umat akan hadirnya sosok ulama panutan, sehingga harapan dan optimisme pun terbit kembali.

Copyright Pesantren di Tasikmalaya : PESANTREN KHZ MUSTHAFA SUKAMANAH.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *