Nahwu Sharaf

Jurumiyyah BAB II الاِعْرَاب و البِنَاء

  1. DEFINISI I’RAB

الاِعْرَبُ هَو تَغْيِيرُ أَوَاخِرِ الكَلَمِ لاِخْتِلَافِ العَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيهَا لَفْظًا اَو تَقْدِيرًا

“I’rab adalah perubahan-perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil-amil yang masuk kepada kalimat tersebut baik lafadznya maupun perkiraannya”.
–  Contoh yang berubah lafadznya (perubahannya terlihat jelas pada akhir lafadznya):

عَلَّمَنَا المُدّرُّسُ        اِحْتَرَمْنَا المُدَرِّسَ        سَلَّمْتُ عَلى المُدَرِّسِ
صَلّى المُسْلِمُونَ      رَحِمَ اللّه المُسْلِمِينَ       اَرْغَبُ فى المُسْلِمِينَ
انا اَغْتَسِلُ            اَرِيْدُ اَن اَغْتَسِلَ                  كُنْتُ لَم اَغْتَسِلْ

–  Contoh yang berubah perkiraannya (perubahannya tidak nampak jelas pada akhir lafadznya): Continue reading

Jurumiah Bab I Al-Kalam

Bahasa Arab adalah bahasa Islam, bahasa Al-Quran, bahasa sunnah dan bahasa ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, maka mempelajari bahasa Arab tujuannya adalah untuk dapat memahami Al-Quran dan As-Sunnah serta kitab-kitab pengetahuan yang berbahasa Arab secara baik dan benar.
Mempelajari bahasa Arab tidaklah sama dengan mempelajari bahasa-bahasa lain seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan sebagainya. Di dalam mempelajarinya, memerlukan berbagai macam ilmu, diantaranya adalah ilmu nahwu. Dan ilmu nahwu inilah yang akan kita kita pelajari saat ini.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan ilmu nahwu, mari kita perhatikan perbandingan antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia pada contoh berikut ini: Continue reading

Jurumiyah BAB XI Naib Pail

(المفعول الّذى لم يسمّى فاعله)

Ta’rif naibul fail

Secara bahasa berarti pengganti fail karena memang pada kenyataannya naib fail itu adalah yang menempati kedudukan fail. Sedangkan menurut istilah ahli nahwu adalah:

اِسْمٌ مَرْفُوْعٌ حَلَّ مّحَلَّ فَاعِلٍ لَمْ يُذْكَرْ وَتَقَدَّمّهُ فِعْلٌ مَبْنِيٌّ لِلْمَفْعُوْلِ

Isim yang dirafakan dan menempati tempat fail yang tidak disebutkan serta didahului oleh fiil mabni lil maful atau mabni majhul. Contoh: Continue reading

Jurumiyah BAB X ( المَفْعُوْلُ بِهِ )

Ta’rif Maf’ul Bih

Maful bih secara bahasa berarti sesuatu yang dikenai pekerjaan. Sedangkan menurut ahli nahwu maful bih itu adalah:

وَ هُوَ الإِسْمُ المَنْصُوْبُ الَّذِى يَقَعُ بِهِ الفِعْلُ

Adalah isim yang dinashabkan yang mejadi sasaran atau objek fiil (pekerjaan). Contoh:

سَرَقَ السَّارِقُ الأَمْتِعَةَ                 يُعَلِّمُ المُدَرِّسُ التَّلَامِذَ                عَالَجَ الطَّالِبُ المَرِيْضَ

يَسْتَذْكِرُ الطَّالِبُ الدُّرُوْسَ             تُسَاعِدُ البِنْتُ اُمَّهَا

الأَمْتِعَةَ   : مَفْعُوْلٌ بِهِ وَهُوَ مَنْصُوْبٌ وَ عَلَامَةُ نَصْبِهِ فَتْحَةٌ ظَاهِرَةٌ فِى الاَخِرِ لِاَنَّهُ جَمْعُ التَّكْثِيْرِ

المَرِيْضَ  : مَفْعُوْلٌ بِهِِ وَهُوَ مَنْصُوْبٌ وَ عَلَامَةُ نَصْبِهِ فَتْحَةٌ ظَاهِرَةٌ فِى الاَخِرِ لِاَنَّهُ اِسْمٌ مُفْرَدٌ

Materi maful bih Continue reading

Jurumiyah BAB IX Pail

A.    Ta’rif Fail

Fail menurut bahasa suka diartikan “pelaku pekerjaan”, dan merupakan seghat isim fail dari فَعَلَ- يَفْعِلُ. Adapun fail menurut ilmu nahwu adalah:

اِسْمٌ مَرْفُوْعٌ بَعْدَ فِعْلٍ مَعْلُوْمٍ وَ دَلَّ عَلَى الّذِى فَعَلَ الفِعْلَ اَوْ اِتَّصَفَ بِالفِعْلِ

Isim yang dikenai hukum I’rab rafa’ terletak setelah fiil ma’lum dan yang menunjukan pada pelaku fiil atau yang tersifati oleh fiil. Continue reading

Jurumiyah BAB VIII

Mudzakar dan Muanast

{المذكّر و المؤنّث}

Kalimat isim di tinjau dari segi نوع atau jenisnya terbagi kepada dua bagian. Yaitu:

A.    المذكّر yaitu:

هُوَ اِسْمٌ دَلَّ عَلَى الذَّكَرِ اَوْ مَا يُعَامَلُ مُعَمَلَتَهُ وَ لَيْسَ مِنْهُ

“Isim yang menunjukan kepada ma’na laki-laki atau yang diperlakukan seperti mudzakar tetapi bukan termasuk laki-laki”.

Isim mudzakar terbagi dua, yaitu:

Isim mudzakar hakiki yaitu isim menunjukan jenis kelamin laki-laki dari manusia atau hewan. Contoh: Continue reading

Lanjutan Jurumiyah BAB VII

Dlomir rafa muttashil pun, terbagi menjadi dua bagian:

─   الضّمير المستتر, adalah:

كُلُّ ضَمِيْرٍ يَتَّصِلُ بِالفِعْلِ وَلا يَظْهَرُ فِى اللَّفْظِ

“Setiap dlomir yang berhubungan dengan kalimat fiil dan tidak tampak berupa lafadz”.

Perinciannya sebagai berikut:

  • Dlomir mustatir di dalam fiil madli perkiraannya adalah هو dan هي, contoh:

الوَلَدُ تَكَاسَلَ       تَقْدِيْرُهُ هُوَ        البِنْتُ تَكَاسَلَتْ            تَقْدِيْرُهُ هِيَ

Continue reading

Jurumiyah BAB VII – Nakiroh dan Marifat

Secara umum, kalimat-kalimat isim dilihat dari maknanya terbagi menjadi dua, yaitu isim nakirah dan isim makrifat.

A.    Isim nakirah (Indefinite)

1.      Ta’rif isim nakirah

كُلُّ اسْمٍ دَلَّ عَلَى شَيْئٍ غَيْرِ مُعَيَّنٍ

Setiap kalimat isim yang menunjukan kepada sesuatu yang tidak tertentu (bersifat umum). Continue reading

Jurumiyah BAB VI

(النّواصب و الجوازم)

Amil Nawashib

Amil nawashib adalah kalimat haraf yang bisa menashabkan fiil mudhari dan jumlahnya ada 10 (sepuluh), yaitu:

اَنْ yang tidak mempunyai makna tertentu dan berfungsi untuk memisahkan antara dua kalimat fiil, contoh:

اُرِيْدُ اَنْ اَطْلُبَ العِلْمَ . اَرْجُوْ اَنْ يَعْتَدِلَ الجَوُّ

تَقْدِرُ اَنْ تَقْرَأَ الكِتَابَ . يَسُرُّ نِى اَنْ تَزُوْرَنَا Continue reading