Tauhid

Perbedaan Adalah Rohmat

Perbedaan Adalah Rohmat yang harus selalu dipelihara dan dihiasi dengan mutiara-mutiara indah demi menuju Yang Maha Indah. Boleh dibilang saya ini dulu pengguna celana cingkrang (no isbal). Meski saya tak pernah usil mengomentari pengguna celana gondrong. Tapi atas pilihan saya ini banyak sekali orang berkomentar miring terhadap pilihan saya. Dibilang inilah, itulah, dan apalah.

Dan kalaupun saat ini saya gak pake celana cingkrang lagi. Bukan berarti saya telah berpindah dari sesuatu yang salah kepada sesuatu yang bener, atau sebaliknya. Karena pada akhirnya dua-duanya bener dan gak ada yang salah, Sama-sama punya dalil dan sama-sama punya hujjah. Dan dalam masalah ijtihad, Setiap kita akan sama-sama dapet pahala, dua bagi yang bener dan satu bagi yang salah. Karena yang salah dan gak dapet pahala adalah orang yang kerjanya nyalah-nyalahin orang mulu.

kalau saat ini saya berpindah kembali menggunakan celana yang biasa-biasa aja (ngegantung gak, nyapu jalan juga gak).  itu karena perubahan saya aja dalam memahami hukum isbal ini.

kalau sebelumnya saya memahami bahwa celana isbal-lah yang menyebabkan masuk neraka. Tapi sekarang saya memahami bahwa kesombonganlah yang menyebabkan seseorang masuk neraka.

kalo sebelumnya saya meyakini bahwa mo sombong atau gak, celana melebihi mata kaki (isbal) tetep haram. Tapi sekarang, mo celana melebihi mata kaki (isbal) atau tidak, kesombongan tetap haram.

Selain karena dasar berubahnya pemahaman, saya juga berubah karena ulama yang di ikuti, kalau dulu kepada Syeikh Bin Baz rahimahullah. kalo sekarang kepada Al-Hafidz Ibnu Hajar dan Al-Imam An-Nawawi rahimahumallah. Keduanya adalah begawan ulama sepanjang zaman. Dan keduanya mengatakan “bahwa isbal itu hanya diharamkan bila diiringi rasa sombong”.

begitupun dengan pada sebagian ulama salaf (mazhab) seperti imam syafi’i, hambali dan hanafi tidak sampai pada tingkat mengharamkan. Hanya memakruhkan saja. Dengan kata lain mereka menyunnahkan mengenakan celana/sarung di atas mata kaki.

sehingga dengan demikian, bagi yang isbal jangan meremehkan yang tidak isbal dan begitu juga sebaliknya.

dan kalaupun saya meninggalkan celana cingkrang itu juga bukan karena saya meremehkan sunnah, tapi lebih kepada karena saya menuruti permintaan orang tua Untuk mengenakan celana yang biasa-biasa aja. karena memang sebelumnya pernah ada perselisihan tentang masalah ini dengan mereka. Dan saya sadar menurutinya dan mengalah itu lebih wajib ketimbang harus adu mulut dengan Mereka karena masalah ini.

Dan oleh karena permasalahan ini telah terjadi peselisihan sebelumnya dikalangan para ulama terdahulu. Maka yang kita lakukan adalah tinggal memilih tanpa harus menjelekkan lagi orang yang berbeda pilihan dengan kita. Kenapa? Karena sama saja kita menjelekkan ulama salaf yang memang telah mengeluarkan pendapat yang berbeda dengan yang kita yakini benar.

Akhir kata dari saya, tulisan bukanlah sebuah kebenaran mutlak,  tapi hanya sekedar catatan pemahaman yang saya yakini benar. Dan yang berbeda dengan saya juga tak perlu merasa disalahkan. karena saya juga tidak sedang menyalahkan kebenaran.

Karena pada akhirnya, tidak ada jaminan kita bisa selamat atas sebuah pilihan yang kita yakini benar, jika nyatanya kita merasa menjadi orang yang paling benar hingga harus menyalahkan orang yang sebenarnya juga belum tentu salah.

Wa Allahu ‘alam Bisshawab..

Jakarta, 5 April 2016

Disarikan dari Proses Berfikir

By Chairil Musabani

Keberkahan itu ……….

keberkahan itu, gak Kayak iklan Salonpas, “pas keseleo, pas ada yang mijitin, pas butuh salonpas, eh pas salonpasnya datang”.
keberkahan juga gak kayak iklan undian berhadiah umroh, “siapa yang menang hadiah, maka dialah yang mendapatkan keberkahan”

karena keberkahan itu bukan berarti kemudahan atau kemewahann atas setiap apa yang kita terima.
tapi keberkahan itu adalah “Bertambahnya kebaikan” atau “Berkumpulnya begitu banyak Kebaikan”
dan perbedaan memahami “kebaikan” inilah yang kerap menjadikan kita salah dalam memahami keberkahan. Continue reading

Kenapa Harus Jazirah Arabia?

Begitulah sebuah pertanyaan yang mungkin pernah hadir dalam benak kita, tentang sebuah Rahasia, “kenapa mesti Jazirah Arabia yang dipilih Sebagai Tempat Kelahiran Nabi Muhammad saw dan Pertumbuhan Islam?”

Mungkin ada berbagai pendapat dan jawaban yang sempat kita dengar untuk sekedar mengungkap tentang hikmah besar itu. Dan salah Satunya jawaban yang mungkin sama-sama pernah kita dengar adalah, karena masyarakat arab pada waktu itu (masa jahiliyah) berada pada puncak kebejatan moral dan akhlak. Sehingga adalah wajar, jika pada akhirnya Allah pun menentukan jazirah Arabia sembagai tempat kelahiran nabi Muhammad saw dan pertumbuhan islam. Terlebih saat ini, di tengah maraknya kabar penyiksaan TKW kita (Indonesia) yang menjadi korban majikannya yang notabene orang arab Saudi, seolah semakin menguatkan pendapat itu. Continue reading

Manusia Pertama Yang Diciptakan

Membaca dan mempelajari kitab Injil (Perjanjian Lama) dengan teliti, maka kita akan mengetahui, berapa lama rentang waktu antara munculnya ( nabi ) Adam ( a.s ) diciptakan sampai ke tahun 1 masehi. Kita akan mendapatkan angka 4168 tahun. Angka ini adalah valid, karena Perjanjian Lama menulis kisah mulai dari Adam sampai kedatangan Yesus dengan teliti dan cermat, berapa usia saat melahirkan dan saat wafat direntang generasi Adam hingga Yesus, dicatat dengan cermat oleh kitab Perjanjian Lama. Angka 4168 tahun kita dapatkan dengan uraian sbb: Continue reading

Renungan Peringatan Perjuangan KHZ. Musthafa Sukamanah

(Sebuah renungan dan refleksi di hari peringatan perjuangan KH Zainal Musthafa Sukamanah) Cita-Cita negara Islam dijunjung tinggi dalam hati sanubari rakyat sesuai dengan ajaran agama. Demikian pula semangat kemerdekaan sangat tebal masyarakat Singaparna yang terkenal kebenciannya terhadap penjajahan. Pada masa kolonial Belanda pun daerah ini mendapat pengawasan yang kera Continue reading

Jaminan Hidup Bahagia

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ. النحل : ٩٧
Dikehidupan yang semakin rame dengan berbagai janji jaminan sukses dan bahagia atau sejahtera, ternyata banyak manusia yang terjerat di jalan yang berbeda dengan apa yang dianjurkan oleh Yang Maha Pencipta, Penguasa dan Pengatur alam ini. yang karenanya mereka berakhir dengan berbagai kesulitan dan kesempitan dikehidupannya.  Maka pantaslah bagi kita yang telah mengucap kata Iman berusaha untuk hidup lebih baik dengan beramal sholeh. Yakni usaha atau amal yang dari sekecil apapun mengikuti seperti apa yang diajarkan Alloh dan RosulNyA. Dan amal sholeh bukan milik seseorang, siapa saja bisa melakukannya dengan jenis amal sholeh yang sangat luas pengertiannya, asalkan tidak sampai menentang atau salah dari apa yang diajarkan Alloh dan RosulNYA. Rosululloh Bersabda: Continue reading

Khutbah Idul Adha

خطبة عيد الأضحى ” ألأولى

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبر  9 × . الله أكبر كبيرا والحمدُ لله كثيرا وسبحانَ اللهِ بُكرةً وأصيلاً . لا إلهَ إلاّ اللهُ وحدَه, صدَقَ وعدَه ، ونصَر عبدَه ، وأعَـزَّ جُندَه ، وهزَم الأحزابَ وحدَه ، لا إلهَ إلاّ اللهُ هو اللهُ أكبر، الله أكبر ولله الحمدُ . الحمدُ للهِ ، نحمَدُه ونستعينُه ونستغفِرُه ، ونعُوذُ باللهِ من شُرورِ أنفُسِنا ومِن سيّئـاتِ أعمالِنا ، من يَهدِه اللهُ فلا مُضِلَّ له ومن يُضلِلْ فلا هادِيَ له . وأشهدُ أن لا إلهَ إلاّ اللهُ وحدَه لا شريكَ له ، وأشهَدُ أنّ محمّداً عَبدُه ورسولُه.  اللّهمّ صلَّ وسَلِّم وبارِكْ على هذاالنبيِّ الكريمِ سيِّدنا محمّدٍ وعلى آله وصحابتِهِ. معاشِرَ المسلمينَ !  أوصِيكُم ونفسِى بتقوَى الله فقد فاز المتّقونَ . أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم: وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99) رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111) الصافات Continue reading

Bersahabat dengan Hujan

Malam itu hujan, sementara jarak tanggerang – Jakarta masih teramat jauh. Sempat saya menunggu sejenak dan berharap hujan mau berlalu dan membiarkan saya pergi. Tapi ternyata hujan memilih bersahabat dan menemani perjalanan saya malam itu.Tidak nyaman memang, tapi mau bagaimana lagi. Karena pada akhirnya saya dan sepeda motor saya harus rela memberi tumpangan kepada hujan sampai ke jakarta. Selama dalam perjalanan hati saya bertanya, apakah hikmah yang saya bisa petik dari perjalanan ini? Continue reading