Cinta Sejati Yang Membuat Bahagia

–  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

 مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الاِيْمَانِ: اَنْ يَكُونَ اللهُ وَرَسُولُهُ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا, وَاَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ اِلا َّلِلَّهِ,   وَاَنْ يَكْرَهَ اَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ بَعْدَ اِذْ اَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهَ اَنْ يُلْقِىَ فِى النَّار.  (رواه البخارى ومسلم)

Artinya:
Ada tiga macam yang barang siapa ketiga macam ini ada padanya niscaya dia akan mendapatkan manisnya Iman: Bhwasanya Allah dan Rasul Nya lebih ia cintai dari pada mencintai selainnya, bahwasanya ia mencintai seseorang yang tidak mencintainya kecuali karena Allah dan bahwasanya ia membenci kembali dalam kekupuran setelah diselamatkan oleh Allah, sebagaimana ia benci bila diceburkan kedalam api neraka. (HR. Bukhory Muslim).
Maksud singkat :
•   Cintailah Allah dan RasulNya dengan rasa cinta yang tinggi melebihi cinta akan sesuatu selainnya. Mencintai Allah dan RasulNya hendaklah melebihi cinta kita akan keluarga, saudara dan yang lainnya.
•   Cinta kepada Allah dan RasulNya hanya bisa dijelmakan dalam ketaatan kita kepadaNya dan mengikuti ajaran-ajaranNya.
•   Cintailah orang lain dengan niat karena Allah; umpamanya: Kita cinta kepada orang tua, bukan untuk mengharapkan pemberiannya, namun karena Allah telah memerintahkan hal itu kepada kita.
•   Bencilah kekufuran, sebagaimana kita benci atas tidak relanya bila diceburkan ke dalam api neraka.
•   Bila dua cinta yakni cinta kepada Allah dan RasulNya dan cinta kepada orang lain dengan niat lillah serta benci kekufuran ada pada seseorang niscaya ia akan dapat merasakan manisnya Iman.
•   Tugas-tugas bagi orang yang beriman tidak akan dirasakannya berat, namun justru ia merasa senang dalam melaksanakannya.

– قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

اُغْدُ عَالِمًا اَو مُتَعَلِّمًا اَو مُسْتَمِعًا اَو مُحِبًّا وَلاَ تَكُنْ خَامِسًا فَتَهْلِكَ . رواه البيهقى

Artinya:
Jadilah kamu pengajar, atau pelajar atau pendengar atau pecinta dan janganlah menjadi orang kelima, niscaya kamu celaka. (HR. Baehaqi).
Maksud Singkat:
Dengan Hadits di atas jelaslah bagi kita bahwa Islam itu cinta akan ilmu dan benci akan kebodohan. Pada Hadits ini , ada perintah ada larangan .
Isi Perintah : “ Jadilah kamu pengajar, dalam hal ini tidak mungkin bisa mengajar tanpa punya ilmu. Bila belum bisa mengajar jadilah pelajar yang baik atau pendengar yangmendengarkan ilmu atau pecinta ilmu. Bilakeempat polongan manusia ini beramal dengan ilmunya niscaya mereka akan selamat”.
Isi larangan: “Janganlah menjadi orang yang kelima, yakni menjadi orang bodo”, niscaya kamu celaka.
Hendaklah kita mengerti bahwa setelah kita menyatakan beriman, hendaklah iman kita diperkuat dengan berbagai ilmu pengetahuan , setelah tahu kita berusaha sekuat tenaga untuk mengamalkan dengan penuh keikhlasan.
Hendaklah di ingat bahwa Allah telah mengangkat derajat orang beriman diantara dan berilmu pengetahuan. Firman Allah :

يَرْ فعِ الله الَّذِينَ امَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ اُوتُوا العِلْمَ دَرَجَاتٌ.

– قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

لاَ حَسَدَ اِلاَّ فِى اثْنَينِ: رَجُلٌ أتَاهُ اللهً مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الحَقِّ, وَرَجُلٌ أتَاهُ اللهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا. متفق عليه

Artinya:
Tidak ada yang patut diharapkan kecuali dalam 2 macam, yaitu Seseorang yang dikaruniai Allah dengan harta kekayaan lalu Allah menguasakan padanya untuk menafkahkannya sampai habis dalam hak dan seseorang yang dikaruniai Allah dengan ilmu pengetahuan lalu ia menghukumi dengan ilmu itu dan mengajarkannya. ( Hadits yang telah disepakati).
Maksud singkat :
Hasad itu ada 2 macam :
1.    Hasad dalam arti Iri hati atau كَرَاهِيَةُ النِعْمَةِ لِلْغَيرِ  (tidak senang hati karena ni’mat yang ada pada orang lain). Hasad ini telah disepakati para ulama bahwa hukumnya Haram,karena itu jauhilah. Hasad ini merupakan salahsatu penyakit hati yang mesti segera disembuhkan.
2.    Hasad yang berarti “mengharapkan atau tertarik”, seperti sesuatu ni’mat yang ada pada orang lain tanpa ada rasa tidak senang hati karena ni’mat yang ada pada orang lain itu. Dalam istilah sunda “Kabita”. Hasad yang kedua ini hukumnya mubah atau diperbolehkan. Hasad yang kedua inilah yang dimaksud dalam hadits diatas. Jadi kandungan singkatnya adalah tidak ada yang harus diharapkan kecuali dalam 2 macam, yaitu Orang kaya yang menafkahkan harta kekayaannya sampai habis di jalan Allah, dan orang berilmu pengetahuan lalu dia menghukumi dengan ilmu itu. Yakni menghukumi dirinya sesuai dengan ilmunya atau mengamalkan ilmunya serta mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain.
Mengapa kita harus tertarik dengan 2 macam ini ? Jawabannya dalam hadits tadi ada sesuatu yang disembunyikan, yaitu “pahala”. Jadi tertariklah kamu dengan 2 macam tadi karena pahalanya besar.
Karena itu jadilah kamu orang kaya yang mau bersyukur dengan hartanya, yakni menafkahkan hartanya sampai habis di jalan Allah. Jadilah kamu orang berilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, pasti kamu akanmendapat pahala yang besar.

– قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

وَمَا اْجْتَمَعَ قَومٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُم اِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ المَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ. رواه مسلم.

Artinya: Tidak semata-mata berklumpul suatu kaum di suatu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Al-Quran dan mempelajarinya diantara mereka, kecuali turunlah kepada mereka ketenangan, meliputi kepada mereka rahmat Allah mengelilingi kepada mereka para malaikat dan Allah menceritakan mareka kepada makhluq yang ada di sisiNya. ( HR. Muslim)
Maksud singkat:
Bahwa bnetapa besar pahala danimbalan membaca dan mempelajari Al-Quran, apalagi kalau dibaca dan dipelajarinya di kalangan orang banyak dan diselenggarakan di masjid. Jaminan bagi mereka dari Rasulullah adalah :
1.    Mereka akan mendapatkan ketenangan.
2.    Mereka akan diliputi rahmat yakni karunia dan kebajikan Allah
3.    Mareka akan dikelilingi para malaikat sebagai tanda penghormatan.
4.    Allah akan menceritakan mereka kepada makhluq Nya yang lain, yaiotu malaikat sebagai tanda pujian Allah kepada mereka yang membaca dan mempelajari Al-Quran di mesjid secara bersama itu.

–  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

أفْضَلُ الاِيمَانِ أنْ تَعْلَمَ أنْ اللهَ مَعَكَ حَيْثُ مَا كُنْتَ. رواه الطبرانى

Artinya:
Iman yang paling utama adalah bahwa kamu yakin ssungguhnya Allah beserta kamu dimana saja kamu berada. (H.R Thabroni)
Maksud singkat:
Bila kita yakin bahwa Allah senantiasa beserta kita yakni maha melihat kita, niscaya kita tidak akan berani melakukan perbuatan dosa, sebab kita takut akan siksaNya. Sebaliknya senantiasa kita akan melakukan perbuatan baik dengan niat yang ikhlas semata-mata karena Allah.
Bila perasaan kita senantiasa di lihat Allah dengan pengertian di atas tadi, niscaya kita telah meiliki iman yang utama. Jadi orang yang memiliki keutamaan iman, senatiasa dia akan merasa di awasi Allah dan karenanya dia tidak akan berani sengaja melakukan dosa dalam keadaan bagaimana pun, bahkan sebaliknyadia akan lebih giat melaksanakan amal-amal yang baik semata-mata karena Allah.

– قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ. رواه البيهقى

Artinya:
Jadikanlah yang lima macam kesempatan baik sebelum yanglima, yaitu: hidup kamu sebelum mati, sehat kamu sebelum sakit, waktusenggang kamu sebulum sibuk, masa muda kamu sebelum tua dan masa kaya kamu sebelum fakir. (H.R Baihaqi).
Maksud singkat :
Jadikanlah keadaan yang lima macam tadi kesempatan baik untuk berbuat baik kepadaNya (ibadah dengan pengertian yang luas) sebelum yang lima menimpa kita. Sebagai contoh “ Masa kayamu sebelum fakir “ maksudnya pergunakanlah kekayaan mu itu di jalan Allah agar mendapatkan pahala yang banyak, dengan cara sidqah atau harta tersebut di pakai biaya untuk mencari ilmu. sebab kalau kefakiran datang, kita tidak mungkin  dapat melakukan hal itu. (Do’a yang diajarkan Rasulullah Saw )

– اَلدُّعَاُء الوَارِدُ مِنْ رُسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم  

اَللّهُمَّ ارْزُقْنِي حُبّكَ وَحُبَّ مَنْ يَنْفعُنِي حُبُّهُ عِنْدَكَ. اَللّهُمَّ مَا رَزَقْتَنِي مِمَّا اُحِبُّ فَاجْعَلْهُ قُوَّةً لِي فِيمَا تُحِبُّ. اَللّهُمَّ وَمَازَوَيتَ عَنِّي مِمَّا اُحِبُّ فَاجْعَلْهُ فَرَاغًا لِي فِيمَا تُحِبُّ.

Artinya:
Ya Allah berilah aku rizqi mencintaimu dan mencintai orang yang bermanfaat bagiku mencintainya, Ya Allah apa saja yang Engkau rizkikan padaku dari sesuatu yang aku inginkan, jadikanlah semua itu kekuatan bagiku dalam sesuatu yang Engkau ridhoi, Ya Allah apa saja yang Engkau lewatkan dariku dari sesuatu yang aku inginkan, jadikanlah semua itu kesenangan bagiku dalam sesuatu yang Engkau meridhoinya.
Maksud Do’a:
1.      اَللّهُمَّ ارْزُقْنِي حُبَّك  , Yakni Berilah aku rizqi mencintaim   Cinta kepada Allah ini bisa terlihat pada sikap kita masing-masing, yaitu senantiasa kita ingat kepadaNya, karena itu kita senantiasa menyebut-nyebut namaNya dan melaksankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya.
2.      وَحُبَّ مَنْ يَنْفعُنِي حُبُّهُ عِنْدَكَ, Yakni berilah aku rizqi mencintai siapa saja yang dengan mencintainya bermanfaat bagiku. Umpamanya ; kita mencintai seseorang, lalu orang itu dekat kepada kita dankita sering memberi nasihat kepadanya, sehingga dia menjadi orang baik. Cinta kita kepadanya itu bermanfaat bagi kita sebab kita akan mendapat pahala dari Allah. Atau sebaliknya kita yang diberi nasihat oleh dia yang kita cintai. Dan lain-lain pokoknya perasaan cinta terhadap seseorang yang menjurus kepada kebaikan menurut Allah dan RasulNya.
3.      اَللّهُمَّ مَا رَزَقْتَنِي مِمَّا اُحِبُّ فَاجْعَلْهُ قُوَّةً لِي فِيمَا تُحِبُّ, Yakni Semoga segala sesuatu yang di rizqikan Allah kepada kita dan segala sesuatu yang kita inginkan menjadi bekal dan kekuatan kita untuk mencapai segala sesuatu yang diridoi Allah. Tegasnya apa-apa yang dirizqikan Allah,kita gunakan  dijalanNya.
4.        اَللّهُمَّ وَمَازَوَيتَ عَنِّي مِمَّا اُحِبُّ فَاجْعَلْهُ فَرَاغًا لِي فِيمَا تُحِبّ. yakni segala sesuatu yang kita menginginkannya namun Allah melewatkannya dari kita . tegasnya Allah tidak memberikannya kepada kita, semoga semua itu menjadi kesenangan bagi kita atau hal yang diridoi Allah. Tegasnya semoga Allah menggantikannya dengan sesuatu ya Dia meridoinya dan kita merasa senang dengannya.

Oleh: A.Rusytam
Copyright Pesantren di Tasikmalaya : PESANTREN KHZ MUSTHAFA SUKAMANAH.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *