ArtikelTasawuf

Citarasa Hidup yang benar-benar Benar

Setiap kita pasti punya kenangan indah, baik itu kenangan indah kita pada seseorang, tempat, lagu, atau suasana. Sehingga dari sana pula kita akhirnya mengenal istilah, lagu kenangan, tempat kenangan dan suasana atau seseorang yang selalu kita rindukan.

Dan karena memang kenangan indah itu telah melahirkan kerinduan, maka tak jarang pula kita terkadang mencoba untuk seolah kembali mereplay perjalanan indah di masa lalu agar bisa terjadi lagi di hari ini. Mungkin dengan kembali memutar lagu indah itu, singggah di tempat indah itu, dan mungkin dengan mengadakan reuni atau kembali melakukan hal-hal yang dulu telah membuat kita bahagia, di tengah keadaan yang terkadang justru membuat kita bersedih hari ini.

Dan bukan sekedar keindahan, ternyata kebaikan juga memliki porsi yang sama untuk kita rindukan. karena  keindahan dan kebaikan adalah merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena hanya suasana, tempat, dan orang yang baik saja yang mampu menjadikan indah semua kenangan kita bersama mereka dulu.

Sehingga dari sana kita bisa melihat hikmah tentang; (1). kenapa Allah menciptakan kita dalam keadaan baik(sesuai fitrah) dan (2). selalu diperintahkan untuk menjadi hamba yang baik, tiada lain hanyalah agar kita bisa merindukan semua kebaikan itu dan kembali kepada kebaikan itu.

(1)Ya, karena kerinduan kita untuk menjadi kanak-kanak kembali, bukanlah sekedar kerinduan kita akan suasana dan segala permainannya. Tapi ini juga soal kerinduan kita akan saat dimana hati kita tak pernah berfikir buruk apalagi berniat melakukan keburukan ditengah banyaknya keburukan yang kita lakukan saat ini. Atau saat dimana tangis dan tawa kita tetap bisa selalu menghibur ibu ayah kita ketika mengurus kita dulu, di tengah panjangnya catatan dosa kita yang selalu membuatnya menangis saat ini. ya, karena memang pengertian suci(fitrah) yang Rasulullah SAW maksud dalam haditsnya (setiap anak yang dilahirkan dalam keaadaan suci…) bukanlah sekedar suci dari dosa, tapi juga menjadi sebuah pengertian bahwa sifat yang tertanam dalam diri manusia sejak lahir telah membawa kebaikan. Sehingga benarlah jika Allah pernah meminta kita untuk kembali pada hari dimana kita masih berjalan pada rel kesucian seorang manusia(fitrah) dengan jalan agama yang telah dibawa oleh Rasul-Nya,

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ. مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah” (QS.Ar-Rum 30-31)

 (2)Terlebih ketika kita punya kenangan indah, dimana kita masih menuruti semua perintah-Nya. mungkin saat kita pernah belajar mengeja alif, ba, ta dan yang lainnya sehingga bisa menjadi rangkaian kalimat yang bisa menyejukkan hati (al-qur’an). mungkin Juga saat kita masih belajar mengenal Allah melalui 20 sifat  wajib dan mustahil bagi-Nya yang dulu kita senandungkan, atau tentang susah dan senang kita dalam merenda ketaatan sewaktu di Pesantren, majlis taklim, atau di Ro’is dahulu.

Citarasa Hidup yang benar-benar benar

Maka sesungguhnya itu semua akan menjadi cambuk yang mampu menyadarkan kita ketika kita telah menjauhi dan mendurhakai-Nya. mungkin dengan perasaan susah, bersalah dan sempitnya hidup. Sehingga dari sana diharapkan lahirlah kerinduan kita akan kenangan masa lalu di mana kita pernah menjadi baik dan kembali menjadi baik. dengan kembali memurnikan ketaatan kita yang mungkin sempat keruh.

وَإِذَا غَشِيَهُمْ مَوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُورٍ

Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat- ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar”.(QS.Lukman : 32)

Sadaraku,

Jika hidup hari ini terasa begtu sangat menyesakkan karena sempitnya. maka sadarilah, mungkin kita telah terlalu jauh meninggalkan Allah, atau mungkin karena kita terlalu merindukan keindahan hidup dahulu bersama kebaikan Allah.

walaupun sewaktu di Pesantren dulu kita ini bukanlah orang yang baik. tapi tetaplah ada hal yang harus selalu kita kenang dan ingat, bahwa kita pernah berada di suatu tempat yang baik, suasana yang baik, dan memiliki guru-guru, teman-teman yang juga baik(kebaikan Allah). sehingga dengannya kita diharapkan bisa kembali menjadi baik dan menciptakan kebaikan. dan kalaupun itu masih terlalu sulit bagi kita, setidaknya kita bisa kembali lagi mencari tempat, suasana, guru dan teman-teman yang baik, yang bisa menuntun kita menjadi baik. karena pada akhirnya, kalau kita mau berusaha untuk jujur dengan sejujurnya, sesungguhnya hanya Allah dan kebaika saja yang mampu menghantarkan kita untuk bisa menikmati sebuah citarasa hidup yang benar-benar benar.

Wallahu ‘alam bisshawab. By Choiril

Copyright Pesantren di Tasikmalaya : PESANTREN KHZ MUSTHAFA SUKAMANAH.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *