Kontemplasi untuk kebangkitan negeri
Teriring salam dan doa’ semoga kita dan bangsa tercinta semakin maju dan jauh dari virus penghancur yang meluluh lantahkan negeri kita tercinta. Mengawali tulisan dengan mengutif dan menyajikan teks proklamasi yang menjadi symbol kemerdekaan: PROKLAMASI Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain¬lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta, Hari 17 Bulan 8 Tahun ’05* Atas Nama Bangsa Indonesia Soekarno – Hatta Setiap pertengahan bulan Agustus, hampir di seluruh wilayah yang menjadi bagian dari NKRI mengadakan peringatan kemerdekaan. Terhitung semenjak kemerdekaan RI pertama kali yang di proklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada tahun 1945, maka tahun 2011 ini Indonesia akan memperingati kemerdekaannya yang ke-66. Peringatan kemerdekaan yang rutin diadakan pada tahun-tahun yang lalu dilaksanakan dalam mengingat akan moment yang bersejarah dan istimewa bagi bangsa Indonesia. Hari kemerdekaan Republik Indonesia saat kali ini (juga tahun lalu) merupakan hari kemerdekaan yang spesial, soalnya hari kemerdekaan atau proklamasi kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada saat bulan ramadhan 66 tahun lalu, tepatnya pada hari Jum’at 17 agustus 1945 pada bulan Ramadhan. Dan Saat ini, moment itu berulang lagi, perayaan HUT Proklamasi kemerdekaan Indonesia akan tepat pada bulan suci Ramadhan. Peringatan kemerdekaan dimaksudkan sebagai bentuk eksepresi kebahagiaan, kegembiraan atas tegaknya kedaulatan bangsa Indonesia. Banyak ungkapan yang berbeda seputar makna kemerdekaan, ada yang mengungkapkan bahwa kemerdekaan ialah suatu kondisi dimana suatu wilayah terbebas dari penjajah, Ada yang mengatakan humanisasi yaitu memanusiakan manusia dan ada pula yang yang memaknai sebuah perubahan dari satu keadaan menuju keadaan lain yang lebih baik. Bagaimanapun orang mendefinisikan makna kemerdekaan tentunya hal yang di perbolehkan yang muncul berdasar apa yang mereka alami dan mereka rasakan, yang tentunya semunya mengerucut pada satu kata yaitu “perubahan” menuju arah kemajuan dan kebaikan. Geliat rakyat Indonesia di seluruh pelosok sudah mulai terlihat dengan menempel spanduk, memasang bendera, umbul-umbul didepan gang dan rumah masing-masing bahkan trotoar jalan raya. Melalui tulisan ini marilah sejenak kita berkontemplasi (merenung) akan makna kemedekaan yang hakiki yang mensubordinatip menjadi ruh untuk kebangkitan negeri. Ketika pahlawan kita di masa lalu, saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, para pahlawan kerja keras tanpa kenal lelah, bertekat baja tanpa kenal menyerah, sehingga akhirnya tercapailah kemerdekaan RI yang dicita-citakan bersama, sambil mengacungkan kepalan tangan ke atas, teriakan “merdeka” berkumandang di segenap penjuru Indonesia. Kalau Jenderal Douglas MacArthur menggelorakan menang perangnya dengan tekad: “in war there is no substitute for victory”. Rakyat Indonesia di bawah naungan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Sjahrir, Bung Tomo, Jenderal Soedirman dan para pemimpin freedom fighters lainnya semangat rakyat tidak kalah menggelora: “Merdeka atau mati!”. Sungguh banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil dalam momentum peringatan kemerdekaan NKRI ini sebagai titik kontemplasi anak negeri untuk kebangkitan negeri: • Semanagt kebersamaan Pada Sidang BPUPKI 15 Juli 1945, Soekarno-Hatta sama-sama menyatakan bahwa Negara Indonesia didirikan berdasar “rasa bersama”. Dari situlah paham bernegara berdasarkan “kebersamaan dan asas kekeluargaan” digariskan dalam Konstitusi. Hatta, pada edisi pertama majalah perjuangan Daulat Ra’jat (20 September 1931) menyatakan: “…Bagi kita, ra’jat itoe jang oetama, ra’jat oemoem jang mempoenjai kedaoelatan, …ra’jat itoelah jang mendjadi oekoeran tinggi rendah deradjat kita. Dengan ra’jat itoe kita akan naik dan dengan ra’jat kita akan toeroen… Pengandjoer-pengandjoer dan golongan kaoem terpeladjar baroe ada berarti, kalaoe dibelakangnja ada ra’jat jang sadar dan insjaf akan kedaoelatan dirinja…” • Tidah rela melihat kedhaliman dan penindasan • Visioner dan berpandangan jauh kedepan • Akar-akar sejarah yang ditancapkan diatas dasar Perjuangan dan pengorbanan yang tulus akan menjadi lautan dan ladang pahala yang akan berbuah manis di dunia dan diakhirat. • Keep spirit for Indonesia tercinta untuk terhindar dari kehancuran Penegakan Amanah dan Keadilan, Pemberantasan korupsi, kolusi dan Nepotisme, Penegakan hukum, Kepemimpinan yang jujur, bijaksana dan berwibawa, Pelestarian lingkungan, ekosistem hutan, satwa dan air, Menghentikan hutang, pemberdayaan ekonomi rakyat dan pengelolaan zakat DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-66 ” JAYALAH NEGERIKU BANGKITLAH BANGSAKU ” * Penulis adalah Peminat masalah sosial dan salah seorang santri pondok pesantren Perg. KH Zainal Musthafa Sukamanah Sukamanah, 15 Agustus 2011 Mobile 085223042875 Email: compac_bangkit@yahoo.co.id Sang Pahlawan Kala fajar menyongsong mentari Bumi Sukamanah bersenandung riang Ada tawa gemuruh dan hempasan Lantunan beruntai doa’ Dari kami untukmu pahlawan Alam menggemakan suara angin perjuangan Jiwa kami bergetar mengenang perjuanganmu Angin semelir menghantar puji dan do’a Dari kami untukmu pahlawan Dahulu… Kau torehkan jejak perjuangan Dalam bara semangat agama dan bangsa Darah, keringat berpadu deru debu perjuangan Teriak semangat dan takbir menggetarkan Jantung bumi Sukamanah bergema Engkau… Dengan ikat kepala dan bambu runcingmu ditangan Dengan semangat rela mati untuk negeri ini Peluru, belati menumpahkan darahmu Dari dalam tubuh sucimu Sungguh besar jasa dan pengorbananmu Jangankan harta benda nyawa sekalipun kau pertaruhkan Semangatmu tidak rela melihat agama dan bangsa terhina Keberanianmu merubah yang pahit menjadi manis Ya Allah tempatkanlah Syuhada dalam tempat yang mulia Ya Allah anugrahkan kekuatan kepada pemimpin- pemimpin kami Ya Allah Jauhkanlah bumi Sukamanah dari virus-virus perpecahan Ya Allah anugrahkan kepada kami rahmat dan karuniamu Ya Allah anugrahkan kepada kami keberkahanmu Ya Allah anugrahkan kepada kami kekuatan memerangi kedzaliman Dari kami untukmu pahlawan.. Damai dan tenanglah dalam pengakuan yang maha kuasa Damailah dalam peraduan doa’ suci anak negeri Damailah dalam dekap yang maha pemberi * Penulis adalah Kabid. Perpustakaan Pesantren di Tasikmalaya, Yakni Pondok Pesantren KH Zainal Musthafa Sukamanah.
(Sebuah renungan pada hari peringatan kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia) (Oleh: Edi Bukhori)*
One Response to Kontemplasi untuk kebangkitan negeri